Pentingnya Motivasi
Motivasi sangat diperlukan seseorang untuk mencapai apa yang diinginkan.Untuk menjadi sukses,banyak sekali rintangan dan halangan yang menghadang didepan.Tapi,dengan berbekal motivasi dan inspirasi yang besar,seseorang bisa terus maju kedepan.Maju untuk sukses dan mendapatkan apa yang diinginkan.. Tidak ada satu orang pun yang berani mengatakan bahwa sukses itu cepat dan gampang dilakukan.Jika ada orang yang berkata demikian,mungkin saja orang tersebut adalah orang yang tidak waras. Sukses itu susah!Tapi,semua orang ingin sukses dalam hidupnya.. Untuk itu,motivasi dari orang sekitar kita sangat penting demi mencapai apa yang kita sebut dengan sukses! Jika orang disekitar kita tidak memotivasi kita,lantas apa yang bisa kita lakukan untuk sukses?! Hanya dengan terinspirasi dan termotivasi dari dalam diri kita yang bisa membuat kita sukses jika lingkungan sekitar tidak mendukung. Oleh karena itu,motivasi dan inspirasikan diri anda dengan berbagai hal disekitar anda.. Carilah inspirasi sebanyak-banyaknya dengan tidak melupakan nilai2 moral yang diajarkan orang tua maupun orang sekitar kita.
source
Pandangan Motivasi dalam organisasi
Lima fungsi utama manajemen adalah planning,
organizing, staffing, leading, dan controlling. Pada pelaksanaannya,
setelah rencana dibuat (planning), organisasi dibentuk (organizing), dan
disusun personalianya (staffing), maka langkah berikutnya adalah
menugaskan/mengarahkan karyawan menuju ke arah tujuan yang telah
ditentukan. Fungsi pengarahan (leading) ini secara sederhana adalah
membuat para karyawan melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi karyawan merupakan
kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan
manajer untuk memotivasi karyawannya akan sangat menentukan efektifitas
manajer. Manajer harus dapat memotivasi para bawahannya agar pelaksanaan
kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat.
Berbagai istilah digunakan untuk menyebut kata
‘motivasi’ (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need),
desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini,
akan digunakan istilah motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi menunjuk kepada sebab, arah, dan persistensi
perilaku. Kita bicara mengenai penyebab suatu perilaku ketika kita
bertanya tentang mengapa seseorang melakukan sesuatu. Kita bicara
mengenai arah perilaku seseorang ketika kita menanyakan mengapa ia
lakukan suatu hal tertentu yang mereka lakukan. Kita bicara tentang
persistensi ketika kita bertanya keheranan mengapa ia tetap melakukan
hal itu (Berry, 1997).
Suatu organisme (manusia/hewan) yang dimotivasi akan
terjun ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien
daripada yang tanpa dimotivasi. Selain menguatkan organisme itu,
motivasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang lapar dimotivasi
untuk mencari makanan untuk dimakan; orang yang haus, untuk minum; orang
yang kesakitan, untuk melepaskan diri dari stimulus/rangsangan yang
menyakitkan (Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1983).
Sampai pada abad 17 dan 18, para pakar filsafat masih
berkeyakinan bahwa konsepsi rasionalisme merupakan konsep satu-satunya
yang dapat menerangkan tindakan-tindakan yang dilakukan manusia. Konsep
ini menerangkan bahwa manusia adalah makhluk rasional dan intelek yang
menentukan tujuan dan melakukan tindakannya sendiri secara bebas
berdasarkan nalar atau akalnya. Baik-buruknya tindakan yang dilakukan
oleh seseorang sangat tergantung dari tingkat intelektual orang
tersebut. Pada masa-masa berikutnya, muncul pandangan mekanistik yang
beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia timbul dari
adanya kekuatan internal dan eksternal, diluar kontrol manusia itu
sendiri. Hobbes (abad ke-17) mengemukakan doktrin hedonisme-nya yang
menyatakan bahwa apapun alasan yang diberikan oleh seseorang atas
perilakunya, sebab-sebab terpendam dari semua perilakunya itu adalah
adanya kecenderungan untuk mencari kesenangan dan menghindari kesusahan.
Saluran Komunikasi dalam Organisasi
Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan.
source
Peranan Komunikasi Informal
organisasi yang tidakèYaitu komunikasi yang berada dalam sebuah disetujui secara resmi Salah satu bentuknya adalah rantai desas-desus (grapevine chains). Desas-desus dalam organisasi terdiri dari beberapa jaringan komunikasi informal yang saling tumpang tindih dan berpotongan di sejumlah titik, artinya beberapa orang mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi bagian jaringan informal.
Dalam komunikasi Informal terdapat beberapa peranan Komunikasi Informal, antara lain :
- Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi
- Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton
- Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lainPelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.
source
Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif
Di dalam komunikasi
selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi.
Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan
dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Peningkatan Efektivitas Komunikasi
Manusia di dalam kehidupannya harus
berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok
atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil
integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering
dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun
informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya
jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi
yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu
faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu
proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi adalah proses
komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan,
dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang
kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan
untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang
begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi
pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan
konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan
memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus
dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah
standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran
senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi
dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi.
Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua
antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah
antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut
mempunyai polanya masing-masing.
Di antara kedua belah pihak harus ada
two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal
balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk
mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk
mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi merupakan sarana untuk
mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam perkantoran.
MenurutKohler ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja
dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif,
yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian
(subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses
pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran
pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara
sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra
kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut
mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar